MOZAIK PERINGATI HARI SUMPAH PEMUDA DI STANSA

MOZAIK PERINGATI HARI SUMPAH PEMUDA DI STANSA

(By : Ezra L.)

Sumpah para pemuda pada Kongres Pemuda tahun 1928 perlu diperingati selalu oleh seluruh warga Indonesia. Di hari Sumpah Pemuda ini, Stansa membuat acara-acara menarik bertema ”Pemuda Pemudi yang Berbudaya”. Dan, yang tidak kalah menarik adalah pembuatan mozaik bergambar pemuda yang terbuat dari sampah kertas, plastik, dan daun. Mozaik tersebut dibuat oleh seluruh siswa Stansa dan dibawa bersama-sama kedepan sekolah Stansa.

Mozaik ini hanya dibuat dalam waktu yang singkat, namun memiliki makna yang indah. Mozaik ini bergambar 4 orang pemuda Indonesia dari berbagai daerah yang bersemangat menjunjung bangsa Indonesia. Mozaik ini mengingatkan kita akan sumpah para pemuda pada 28 Oktober 1928. Selain itu, Mozaik ini juga menyadarkan siswa untuk memanfaatkan sampah-sampah yang banyak dibuang di Stansa. “Mozaik ini bagus banget, walau cuma 2 minggu membuatnya”, ungkap salah satu siswa di Stansa.

Selain pemasangan Mozaik, Stansa juga mengadakan peragaan busana dan lagu daerah di Indonesia, seperti Bali, Jawa, Batak, Madura, dll. Peragaan ini juga mengingatkan anak-anak untuk terus melestarikan budaya-budaya Indonesia yang terancam punah. Sehingga di hari Sumpah Pemuda ini, Stansa berhasil membuat siswa turut melestarikan budaya dan alam kita semua.

KOMPOSTING DAUN KERING

KOMPOSTING DAUN KERING

Daun-daun kering berguguran di SMPK St. Stanislaus 1 (Stansa). Daun kering yang selama ini kita pikir tidak berguna itu, ternyata memiliki nilai lebih dan bisa berguna. Untuk apa? Salah satu pemanfaatan daun kering adalah untuk pembuatan kompos (komposting).

Bagaimana mungkin guru-guru/karyawan/OB mengambili semua daun-daun itu untuk komposting? Oleh karena itu, seluruh siswa SMPK. St. Stanislaus 1 juga harus turut membantu pelaksanaan komposting daun ini.

Sebelum memasuki ruang kelas, siswa wajib membawa 5 daun kering dan dimasukkan ke kardus. Jika satu kelas jumlah siswa sekitar 30 orang, sedangkan di Stansa terdapat 6 kelas=7A, 7B, 8A, 8B, 9A, dan 9B. Berarti perolehan daun kering seluruh siswa Stansa bisa mencapai 180 orang tiap harinya. Belum lagi kalau ada siswa yang peduli lingkungan dan membawa lebih dari 5 daun kering. Berarti Stansa sudah membantu untuk :
1. Membersihkan daun kering
2. Memanfaatkan sampah menjadi barang yg berguna
3. Pupuk kompos dari daun dapat menyuburkan tanah
4. Pupuk dari daun bersifat alamiah
5. Menghemat uang untuk membeli pupuk non-organic

Memang banyak sekali upaya pelestarian lingkungan yang belum kita ketahui. Jadi, setiap hari, sempatkan saja untuk melihat blog ini atau blog http://www.smpkstansa.wordpress.com .

MEMBATIK MENGGUNAKAN BAHAN RAMAH LINGKUNGAN

Kita yang tinggal di negara Indonesia pasti sudah mengenal seni budaya ini.

Gambar

Batik sudah mulai diciptakan sejak awal abad ke-19 di Indonesia, dan masih terkenal sampai sekarang. Batik merupakan seni budaya dari Indonesia yang harus tetap dilestarikan dan dikembangkan agar tidak dapat diklaim oleh negara lain. Batik ditulis menggunakan canting dan menggunakan pewarna sintesis untuk menghasilkan warna yang indah.

Gambar

Pewarna sintesis memiliki warna yang indah dan dapat menghasilkan bermacam-macam warna yang dapat membuat kain batik menjadi indah. Sayang, dibalik keindahan dan kecantikan batik tersebut, pewarna sintesis berdampak negatif berupa limbah yang merusak lingkungan.

Oleh karena itu, pada hari Sabtu (8/9/2012), Science Club SMPK St Stanislaus 1 Sby. (STANSA) belajar membatik menggunakan bahan pewarna alami. Daun jati dapat menghasilkan warna coklat, kunyit menghasilkan warna kuning, kulit manggis menghasilkan warna ungu, dan masih banyak bahan lainnya, seperti daun pohon nila, kulit pohon soga tingi, kayu tegeran, teh, akar mengkudu, kulit soga jambal, kesumba, atau daun jambu biji.

Langkah-langkah membatik:

1) Rebus kain mentah (kain perca) sampai warnanya menjadi betul-betul putih

.

2) Buat desain batik diatas kain tersebut menggunakan pensil.

3) Panaskan bahan pewarna alami sampai menghasilkan cairan berwarna.

4) Celup canting dalam kompor dan masukkan cairan kedalam ‘nyamplungan’ (mangkuk kecil yang  berada di dekat cucuk canting).

5) Miringkan canting sampai pewarna tsb keluar melalui cucuk canting.

6) Tulis di atas kain yang telah didesain. Cara menggunakan canting sama seperti cara menulis menggunakan pensil/bolpen.

7) Tunggu sampai kering, setelah itu rebus sampai lilin mudah dikelupas.

8) Langkah terakhir adalah menjemur kain batik.

Membatik menggunakan bahan alami memang cukup sulit dilakukan, tetapi dengan cara itu kita dapat melestarikan budaya dan melestarikan lingkungan kita semua.

(Ezra L)

CARA MENYENANGKAN ATASI SAMPAH PLASTIK

Suatu pagi, saya sedang berjalan menuju ke sekolah. Di tengah jalan, saya melirik ke selokan yang penuh dengan botol-botol dan bungkus plastik. Saya pun berpikir, jika plastik dapat terurai 1000 tahun, sedangkan setiap hari pasti ada plastik-plastik yang terus diproduksi. Bagaimana kehidupan kita beberapa tahun lagi? Apa kita mau terus hidup dengan sampah plastik yang terus menumpuk setiap harinya? Bagaimana upaya mengatasi sampah plastik ini, jika saya sendiri setiap harinya juga selalu menggunakan plastik?

Pertanyaan itu terjawab pada hari Senin(27/08/2012). SMPK. St. Stanislaus 1 mengadakan lomba sampah plastik antar kelas. Setiap jam istirahat, berbondong-bondong siswa langsung menuju ke lapangan dan mencari botol-botol plastik. Botol-botol itu kemudian dijual. 50% uangnya digunakan untuk baksos dan 50% mesuk ke uang kas kelas. Setiap siswa mengumpulkan sampah dengan senang hati.

Berikut ini foto perolehan botol plastik dari setiap kelas:

GambarGambarGambarGambarGambarGambar

Nah, dengan cara seperti ini, SMPK. St. Stanislaus 1 berhasil lagi deh membuat seluruh siswa ikut melestarikan lingkungan………

(Ezra L)

CABAI (CAPSICUM ANNUM)

Gambar

Cabai merupakan bahan masakan utama yang digemari oleh hampir semua orang di seluruh dunia. Selain digemari banyak orang, cabai juga memiliki berbagai manfaat yang mungkin belum kita ketahui.

1. PENYEMBUH LUKA

 -> Cabai merah dikeringkan dan ditumbuk, lalu ditaburkan pada luka. Bubuk cabai tidak akan  memberikan rasa perih pada luka, tetapi justru akan sangat mempercepat proses penyembuhan luka.

2. MEREDAKAN PILEK

 -> Dengan mengonsumsi cabai, zat capsaicin dalam cabai masuk dari mulut ke hidung dan dapat mengencerkan lendir.

3. MENINGKATKAN NAFSU MAKAN

 -> Saat kekurangan lauk saat makan nasi, cabai dapat menjadi lauk karena mengandung Kalsium, Fosfor, Vitamin A, Vitamin C, dan kandungan lainnya.

Jadi, kita sebaiknya menyediakan tanaman cabai dirumah, karena selain bermanfaat, juga termasuk tumbuhan yang cepat tumbuh. Di rumah saya, tumbuhan cabai dari biji sampai berbuah dapat tumbuh sekitar 4 bulan, tetapi sebenarnya tumbuhan cabai dapat tumbuh cepat/tidak berdasarkan dari tingkat kesuburan tanahnya.

 

Science Club SMPK ST STANISLAUS 1 menanam cabai sebanyak-banyaknya dalam polybag yang berisi tanah yang suburGambar

(By : Ezra L.)

PUCUNG / KLUWEK

PUCUNG / KLUWEK

(Lili Andajani)

Biji kluwek sering dipakai sebagai bumbu dapur, namun hati-hati biji kluwek sangat beracun jika dikonsumsi secara mentah karena mengandung asam sianida dalam konsentrasi tinggi. Efek samping memakan biji kluwek mentah adalah pusing (mabuk & muntah).
Biji kluwek juga sering dipakai sebagai racun untuk mata panah. Biji Kluwek aman dikonsumsi jika sudah direbus dan direndam terlebih dahulu.

Pohon Kluwek rata-rata memiliki tinggi 40 meter dengan diameter batang 2,5 meter dan tumbuh liar di daerah yang memiliki permukaan tanah 1000m dpl (diatas permukaan laut). Uniknya, kluwek merupakan khas vegetasi dari Indonesia, jadi apabila di luar negeri Anda menemukan pohon kluwek, kemungkinan itu adalah tumbuhan ekspor dari negara kita.

MANFAAT POHON KLUWEK :
Kayunya digunakan untuk membuat batang korekapi.
Daunnya sebagai obat cacing.
Bijinya sebagai antiseptik.
Bijinya dihaluskan dapat menghilangkan kutu pada kerbau.
Biji keluwek dapat dibuat minyak sebagai pengganti minyak kelapa.
Kluwek bisa dugunakan sebagai pengawet ikan: untuk 50 kg tangkapan ikan, digunakan 1 kg biji kluwek yang telah dicacah dan dicampur garam sebanyak 1 kg, campuran dilumurkan pada hasil tangkapan, dan disimpan dalam ember plastik tertutup. Asam sianida pada biji kluwak akan mengawetkan ikan selama 6 hari, setiap hari dibuka selama 5 menit untuk menguapkan sianidanya.

KANDUNGAN KIMIA PADA BIJI KLUWEK:
Vitamin C
Ion besi
Betakaroten
Asam sianida (sifatnya beracun, mudah menguap pada suhu 26 derajat Celcius, bila terhirup binatang ternak dapat mengakibatkan kematian, aman untuk pengawetan ikan).
Asam hidnokarpat.
Asam khaulmograt.
Asam glorat.
Tanin (sebagai pengawet ikan)

Buah kluwek biasanya dibiarkan basah berhari-hari oleh pemiliknya. Buah-buah tersebut dibiarkan matang dan jatuh sendiri kemudian dikumpulkan dalam satu karung. Buah sengaja dibiarkan basah oleh air hujan hingga dalam waktu 10 s/d 14 hari buah kluwek ini akan membusuk.Tujuannya supaya kulit atau sabutnya lebih mudah dikupas dan menghilangkan racun asam sianida yang terdapat pada biji kluwek.
Setelah dikupas, akan didapatkan kulit yang keras seperti batok kelapa yang berisi daging berwarna putih. Daging inilah yang digunakan sebagai bumbu masak.
Namun pada umumnya kluwek yang digunakan untuk memasak adalah kluwek berwarna hitam. Untuk membuatnya hitam, maka kluwek perlu diproses kembali agar didapat warna hitam.

Di bawah ini ada beberapa cara supaya hasil kluwek bisa berwarna hitam:
Ambil biji kluwek sebanyak 20 biji, cuci, rebus selama 1 jam, keringkan. Ambil wadah tertutup, letakkan abu sekam di dasar wadah, letakkan kluwek, dan tutup kembali dengan abu sekam hingga seluruh permukaan tertutup abu. Diamkan selama 15 hari, bersihkan, kluwek siap digunakan.
Biji kluwek dicuci bersih, direbus selama beberapa jam, didinginkan, di letakkan dalam lubang tanah yang ditutup tanah dan daun pisang selama 40 hari. Keluarkan dan bersihkan, akan diperoleh biji kluwek kecoklatan siap pakai.

TIPS MENGHEMAT LISTRIK

Suatu saat nanti, listrik pasti akan habis. Bagaimana masa depan anak cucu kita jika tidak ada listrik ???

Tips untuk menghemat listrik:

1. Penerangan :
> Ganti lampu dop menjadi lampu hemat daya (Lampu TL)
> Matikan lampu pada siang hari

2. Lemari Es :
> Jangan terlalu sering membuka Lemari Es
> Jangan masukan makanan/minuman yang masih panas
> Jika pergi berlibur dalam waktu yang cukup lama, kosongkan lemari es dan matikan aliran listriknya

3. AC
> Matikan AC bila ruangan tidak digunakan
> Suhu ruangan sesuai kebutuhan
> Hindari kebocoran udara luar
> Pakailah timer untuk mengatur waktu pemakaian AC

4. Mesin Cuci
> Gunakan mesin cuci sesuai dengan kapasitasnya
> Isi air sesuai petunjuk
> Hindari penggunaan pengering listrik, gunakan panas matahari untuk pengeringan secara alami
> Usahakan satu minggu sekali tidak memakai mesin cuci

5. Setrika Listrik
> Bersihkan bagian bawah seterika dari kerak atau kotoran, karena bisa menghambat masuknya arus panas listrik
> Gunakan setrika otomatis karena lebih hemat listrik
> Atur setrika listrik, sesuai dengan suhu yang diperlukan
> Setrika baju dengan jumlah banyak dalam sekali kerja

TANPA LISTRIK = MATI GAYA ?

TANPA LISTRIK = MATI GAYA ?

(By: Lili Andajani)

Manusia hidup di jaman modern tidak lepas dari kebutuhannya akan listrik. Hampir semua kegiatan membutuhkan listrik. Bisa dikatakan ketergantungan terhadap listrik. Saya sendiri punya pengalaman pribadi perihal ketergantungan terhadap listrik. Suatu hari, saya pulang agak malam. Sekitar pk 19.00 WIB baru sampai rumah. Jarak yang harus ditempuh dari Surabaya sampai ke rumah saya di Sidoarjo berkisar 26 km. Di sepanjang perjalanan pulang saya sudah merasa lapar, gerah ingin mandi, dan ingin rebahan di tempat tidur.

Sesampai di depan gang rumah, saya dapati gelap gulita. Ada pemadaman lampu. Tetap saja saya parkir mobil di depan rumah. Setelah membuka pintu rumah, saya mulai bingung. Bagaimana mau makan, saya harus memasak nasi pakai magic jar, tidak punya dandang (saya tidak tahu, apa bahasa Indonesianya dandang). Bagaimana mau mandi, air di rumah saya hanya bersumber dari air sumur pompa listrik. Bagaimana mau rebahan, banyak nyamuk dan panas sekali tanpa kipas angin di dalam kamar. Dengan uring-uringan, saya kemasi pakaian untuk kebutuhan satu hari besok. Dengan mengomel, saya tancap gas mobil, melaju kembali ke Surabaya, menginap di rumah orang tua, yang jauhnya 26 km dari rumah saya tadi. Tanpa listrik, saya tidak bisa melakukan apa-apa di rumah. Tanpa listrik benar-benar mati gaya.

Tetapi sebagai guru tidak boleh mati gaya. Memang listrik juga kebutuhan yang urgen bagi sekolah. Di ruang kelas butuh lampu listrik, butuh kipas angin atau AC, butuh LCD. Beberapa guru sudah mulai ketergantungan memakai power point dan LCD untuk mengajar. Ketika pemakaian listrik sekolah mulai dihemat, sehemat-hematnya, maka timbulah rasa tidak nyaman. Padahal ini term terakhir. Sungguh berat sekali perjuangannya.

Term terakhir, konsumsi listrik di STANSA harus lebih sedikit dari 82.57 KWh, kalau mau masuk gold level. Semakin mendekati tanggal 30 April 2012, semakin sering meteran listrik ditengok, untuk mengetahui berapa banyak lagi listrik yang boleh dikonsumsi. Setiap hari selalu diingatkan dan mengingatkan untuk semakin hemat listrik. Jadi otomatis, hari-hari tambah panas. Bukan cuma keringat yang menetes-netes karena kepanasan, hati juga mulai panas. Kalau hati mulai panas, tensi juga cepat naik. Ini jelas membuktikan bahwa penurunan pemakaian listrik berkaitan erat dengan kenaikan tensi darah.

Sampai dengan hari Sabtu ini tanggal 28 April 2012, pk 07.00 WIB, listrik yang sudah terpakai 66,39 KWh. Sampai dengan Senin, 30 April 2012, pk 11.00, listrik yang boleh dikonsumsi harus kurang dari 16,18 KWh. Pasti bisa lebih sedikit dari 82,57…..pasti, asal tidak ada hal-hal di luar dugaan. Ini sungguh menghibur. Memang untuk tujuan yang satu ini, ada 3 hal yang harus diingat, yaitu : 1. Harus saling mengingatkan, 2. Harus saling menghibur…. (dalam kesengsaraan ini), 3. Harus saling mendukung dan membantu.

Sehubungan dengan saling menghibur, ada satu pengalaman. Ketika sedang bimbingan belajar UNAS, saya sangat kepanasan. Keringat menetes-netes, mulai dari kepala sampai leher. Bicara harus agak keras, karena membahas soal tanpa LCD. Murid yang paling nakal, dengan penuh empati mengipasi saya, sambil mengatakan, ”Kasihan…. ibu kepanasan…. keringatnya banyak sekali….saya kipasi ya….” Wah…. kalau begini, hati rasanya terhibur…. listrik matipun tidak apa-apa….

Solusi menghindari kepanasan yang lain, ya berada di ruang terbuka. Mengajar di ruang terbuka membutuhkan kemampuan tersendiri. Tetapi tidak masalah, karena ternyata siswa juga lebih senang. Bukan cuma mengajar di ruang terbuka, bahkan trend untuk duduk di ruang guru juga mulai berkurang. Lebih baik duduk di depan kolam. Lebih sejuk dan banyak angin. Makan di depan kolam juga lebih enak, karena sambil melihat ikan dan laba-laba.

Yaaaa begitulah kondisinya. Guru harus berlaku sebagai motivator. Tidak boleh ada kata mati gaya. Baik dalam mengajar maupun dalam berperilaku di hadapan siswa.

Catatan:
Artikel ini ditulis ketika mengikuti Kompetisi “Energy Challenge” yang diselenggarakan oleh Tunas hijau bersama Pemkot Surabaya, US Department of State – Konsulat Jenderal Amerika Serikat dan PT Sier.
Gambaran pentingnya : Sekolah di tantang untuk menurunkan pemakaian listrik, dimana penurunan tersebut dapat dipantau melalui angka meteran listrik.

KAMPANYE HEMAT LISTRIK DI GEDUNG DPRD SURABAYA

KAMPANYE HEMAT LISTRIK DI GEDUNG DPRD SURABAYA

Puluhan siswa-siswi dan guru SMPK St. Stanislaus 1 Surabaya bersama Tunas Hijau Indonesia mengajak Anggota DPRD Kota Surabaya agar menghemat penggunaan energi listrik serta meminta Bapak Ir. Armudji, MH selaku Ketua Komisi A DPRD Kota Surabaya untuk ikut berperan dengan membuat Regulasi yang sesuai untuk mendorong masyarakat melakukan penghematan energi listrik. AYO ANGGOTA DPRD …. AJAK MASYARAKAT UNTUK HEMAT ENERGI !!!!!!!

KAMPANYE DI AULA SMPK. ST. STANISLAUS 1

OLYMPUS DIGITAL CAMERA

Akhir – akhir ini kesadaran siswa SMPK St. Stanislaus 1 akan membuang sampah pada tempatnya sangat kurang padahal lingkungan hidup telah terkikis karena ulah tangan tidak bertanggung jawab, salah satunya adalah membuang sampah sembarangan. Bagi sebagian orang, sampah mungkin dipandang hal biasa dan tidak dipedulikan. Namun, yang jadi masalah adalah ketika sampah tersebut dibuang sembarangan oleh seseorang, baik di kelas, sarana dan prasarana , maupun di saluran air. Akibatnya, terjadi penumpukan sampah di beberapa titik, bila diumpamakan suatu penyakit, mungkin sudah sampai tingkat stadium empat.

Sampah terbagi dalam dua jenis, yaitu sampah organik dan non-organik. Penempatan tempat sampah biasanya juga dibedakan untuk kedua jenis sampah tersebut. Hal ini, guna memudahkan petugas kebersihan memilah sampah. Namun yang terjadi, terkadang siswa merasa malas untuk membuang sampah di tempatnya, padahal tempat sampah hanya berjarak beberapa meter dari dia berada. Ini mengindikasikan, lemahnya kesadaran siswa dalam menjaga kebersihan dan keasrian alam.

Padahal alam hadir dengan keelokan yang rupawan untuk manusia. Tanpa tatanan manusia, alam telah terbentuk dengan sendirinya. Namun yang terjadi sekarang, manusia telah mencoreng keelokan alam. Buang sampah sembarangan ketika sedang mengendarai kendaraan pun sering dilakukan masyarakat, bayangkan bila masyarakat lain mengikuti jejak tersebut. Alhasil, bumi akan penuh dengan lautan sampah. Tidak jarang ketika sampah menumpuk, yang keluar dari mulut manusia adalah keluhan dan hujatan.

Pada tanggal 29 Oktober 2011 Sosialisasi buang sampah pada tempatnya dibuat oleh beberapa siswa yang memang peduli akan lingkungan, tetapi kegiatan ini dirasa kurang maksimal karena biasanya menggunakan spanduk dan pamflet saja. yang terpenting adalah menyadarkan akan siswa untuk membuang sampah pada tempatnya.

Sampah yang busuk, dapat merusak kontur tanah dan berakibat rusaknya pohon-pohon. Bila tanah rusak akibat tercemar polusi dari sampah, bisa dikatakan menjadi malapetaka karena tanah merupakan penyangga kehidupan di bumi ini. Pasti semua mahluk hidup yang bergantung dengan adanya tanah akan mengalami ancaman dalam kelangsungan hidup. Dampak yang besar ini hanya karena kebiasaan kita membuang sampah sembarangan.

Oleh sebab itu membangun kesadaran siswa mengenai arti pentingnya membuang sampah, seharusnya menjadi fokus sekolah dan diri sendiri karena yang terjadi sekarang, perbandingan anak yang sadar dan cuek dalam hal membuang sampah, 1:10 orang. Psikologi dalam individualitas sekarang ini dirasa meresahkan karena menjadi polemik. Kelestarian alam, tidak bisa dilestarikan hanya oleh beberapa orang saja, kerja sama antar masyarakat dalam skala besar dibutuhkan untuk menciptakan kelestarian alam.

Bila masalah sampah dibiarkan maka sudah pasti keseimbangan alam terganggu. Bisa dibuktikan sekarang ini, banjir di mana-mana, banyaknya penyakit yang timbul akibat banjir, bau yang menyengat, tanah longsor, bahkan polusi udara. Ketika banjir datang, masyarakat pun sudah tidak takut lagi, justru sudah berteman dengan banjir.

Jadi, kesadaran kita untuk membuang sampah pada tempatnya, harus digalakkan mulai dini. Meski langkah kecil, namun, bila dilakukan bersama, alam yang indah dan bersih dari sampah, bukanlah impian semata. Karakter yang kuat untuk meyayangi bumi ini harus ditanamkan dari sekarang, untuk bumi yang lebih baik.

(By : Pitrajaya)